Sabtu, 26 September 2009

RUU Rahasia Negara Dinilai Buruk dari Substansi


Jakarta (ANTARA News) - Juru bicara Fraksi PDI Perjuangan di Komisi I DPR RI, Andreas H Pareira, di Jakarta, Sabtu, mengatakan sejak awal partai dan fraksinya memang sudah menyadari sepenuhnya tentang buruknya Rancangan Undang Undang Rahasia Negara.

"Terutama dari segi substansi dan `legal drafting`. Karenanya, fraksi kami berusaha ikut membahas `draft` RUU yang dibuat dan diajukan Pemerintah itu, untuk memperbaiki," katanya kepada ANTARA.

Namun, menurut dia, ketika Pemerintah kemudian buru-buru menghentikan pembahasan RUU RN karena takut akan protes segelintir LSM, mungkin karena takut tidak populer, justru ini menimbulkan preseden buruk dalam proses suatu undang-undang di kemudian hari.

"Hanya saja, fraksi kami memang tetap berpendapat, RUU Rahasia Negara yang diajukan Pemerintah ini buruk. Makanya, kendati pun sudah banyak perbaikan, fraksi kami belum yakin bahwa RUU ini akan mewujudkan sebuah Undang Undang Rahasia Negara yang berbasiskan pada asas-asas pengecualian dari rezim informasi," katanya.

Sebelumnya, secara terpisahkan Ketua Komisi I DPR RI, Theo L Sambuaga (Fraksi Partai Golkar) mengungkapkan, sebenarnya lebih dari 70 persen naskah RUU ini telah mengalami perbaikan (perombakan).

"Sehingga apa yang dikhawatirkan soal pembungkaman pers bebas atau demokrasi, sesungguhnya jika disimak hasil perubahan berdasarkan pembahasan selama setahun di Dewan, itu sudah banyak kemajuan," katanya.

Mungkin saja, demikian politisi senior Partai Golkar ini, beberapa pihak yang memprotes naskah RUU ini belum menyimak detilnya.

"Padahal dalam pembahasan selang setahun itu, sejak `draft` dimasukkan Pemerintah per Agustus 2008, banyak elemen masyarakat telah diundang, termasuk unsur-unsur Dewan Pers untuk memberi masukan," ungkap Theo Sambuaga lagi.(*)

Sumber: Antara
foto: .primaironline.


Komentar:
Menurut saya sih wajar, sebuah negara memiliki rahasia. Hal-hal yang terkait dengan militer, intelijen atau strategi penyebaran ideologinya. Baik negara itu berfaham Sosialis-Marxis-Komunis, Kapitalis-Liberal Atau Islam Ideologis. Negara yang segala sesuatunya transparan, malah akan menjadi negara yang mudah diobrak-abrik negara lain. Istilah dulunya: DIJAJAH. Walaupun, sekarang sepertinya juga 'dijajah'. Tapi, kalau kerahasiaan itu juga menyangkut birokrat pelaksana pemerintahan... wah kayaknya perlu diliat lagi deh. Jangan-jangan, mereka menyimpan rapat borok mereka. Kemudian disebut rahasia negara. Boleh jadi, suatu saat negara model begini akan jadi negara otoriter lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar