Sabtu, 03 Oktober 2009

Beutifull words

Dalam sebuah talk show, saya berbincang cukup hangat dengan seorang narasumber. Malam itu hangat sekali, meskipun kelelahan sepertinya sedang menyelimuti sekujur tubuhnya. Pagi yang indah dia berangkat ke sekolah untuk mengajar, siang dan sore mungkin berbagi ilmu dengan pengajian rutinnya. Sebelum pertemuan ini, diapun masih sempat ke rumah sakit untuk menjenguk salah seorang kawan. Getar suaranya tak bias menyembunyikan itu, tapi sekali lagi, kehangatan ini terus hadir di antara kami.

Biar bagaimanapun, saya sebenarnya merasa sangat bersalah. Malam inipun, dia harus menyiapkan materi untuk mengisi ceramah di salah satu kampus di Banjarmasin. Tapi, karena acara telah direncanakan sebelumnya dan tidak mungkin dibatalkan, akhirnya kamipun berupaya untuk mengakhiri talkshow pada 21.30.

Pada awalnya dialog berlangsung lancar. Waktu berselang tak lama, audiens yang menyimak acara sejak awal memberi responsnya.

“manusia mudah berkata. Tapi mereka baru bias merasakan, betapa sulitnya berbuat benar dan tepat, saat problema itu benar-benar telah terjadi…”

Ini adalah salah satu komentar atas diskusi kami mengenai “Manusia Tanpa Masalah”. Dalam forum ini, saya dan rekan saya tadi bersepakat, bahwa memang tak mudah untuk berkata-kata. Karena sesungguhnya, Allah akan langsung meminta kepada kita bukti, dengan ujian.

Sejurus kemudian, ada hadirin yang tanpa malu menceritakan masalahnya. Bahwa istrinya ternyata berselingkuh. Setelah dilakukan tes DNA, ternyata anak yang selama ini dibiayainya adalah anak hasil perselingkuhan itu.

“… ini mungkin adalah cobaan dari Allah kepada kita, tapi boleh jadi ini adalah teguran Allah kepada kita.” Saya tidak bisa mengingat kalimat lanjutan dari kawan saya yang saya panggil ustadz ini. Tapi dia ketika itu menyinggung, perihal laki-laki dan perempuan penzina yang memang dijodohkan oleh Allah.

Dia kemudian bercerita tentang seorang pedagang emas yang ternyata melakukan sebuah kemaksiatan di pasar terhadap seorang wanita. Ternyata di rumahnyapun, istrinya mendapat perlakuan tak menyenangkan oleh pedagang air.

Allah, Raab semesta Alam memang maha kuasa. Dalam jawaban dan cerita tadi, dari luar ruangan terdengar jerit tangis anak sang Ustadz. Sang ustadz, langsung diuji tentang kata-kata dan ujian Allah. Allah menguji kesabarannya dengan tangisan calon mujahid itu. Sang ibu berupaya membujuknya agar berhenti. Beberapa kali, namun tidak berhasil. Masya Allah. Biar bagaimanapun, sang anak yang ingin membersamai ayahnya bukan bermaksud untuk menggangu kesibukan. Dia hanya tidak mengerti, dan mulai mencoba mencari perhatian. Saya, belum punya anak, tapi saya bisa merasakan bagaimana konsentarasi dalam acara ini sudah tak mungkin lagi berkompromi. Akhirnya acara itu hanya bisa berjalan setengah jam. Setelah ditutup, merekapun akhirnya pulang.

***

Ya Allah. Saya jadi teringat dengan berbagai kalimat motivasi saya di Radio. Beragam catatan di facebook, tulisan di Blog, materi dalam berbagai training dan nasihat-nasihat kepada beberapa kawan. Saya baru tersadar, bahwa Allah pasti akan memberikan ujian kepada setiap kalimat ahsan yang kita keluarkan. Bagaimana mungkin, jika seorang yang berkata bahwa dirinya beriman sementara Allah belum memberikan ujian padanya? Bagaimana mungkin, jika seorang seperti saya yang telah mengeluarkan banyak kalimat penggugah Allah tidak meminta bukti kepada diri saya sendiri?

Menulis beragam kritikan dan kalimat-kalimat penggugah itu mudah. Berbicara dengan bahasa yang tertata indahpun bisa kita upayakan. Tapi, apakah kita benar-benar sanggup untuk bertanggungjawab atas apa yang kita sampaikan itu? Bukankah Allah nanti akan meminta pertanggungjawaban kita, atas apa yang telah kita lakukan?

***

Sore tadi, selepas kuliah seharian saya sempatkan untuk singgah di rumah salah seorang sahabat. Seperti biasa, hangat, penuh canda, tawa dan disertai hikmah.

Saya mencoba menyampaikan gurauan pada Alumni Fak. Ushuluddin ini.
“Khi. Jika suatu saat aku jadi liberal. Kemudian aku tuliskan beragam hal buruk tentang Islam dan jamaahnya, mungkin teman-teman HTI akan nonjok ana kali ya?”

Dia berbicara berputar-putar, tapi akhirnya saya bisa menangkap apa yang dia maksud.

“Ana akan teliti terlebih dahulu bagaimana isi bukunya. Jika itu benar-benar menghina Islam, maka darah antum berarti halal. Dan ana akan jadi orang yang pertama, memburu antum untuk membunuh. Dan ini akan tertulis dalam catatan sejarah. Makanya, ana gak mau gegabah dulu, ana analisa dulu, baru lakukan action. Karena jika kesimpulan ana betul, ana akan memiliki hujjah di hadapan Allah atas apa yang ana telah lakukan”

Saya begidik, merasa ini adalah sebuah ancaman serius, saya alihkan saja pembicaraanya. Saya fikir, pak Dosen ini memang bukan orang yang main-main terhadap keyakinan yang terdapat dalam benaknya.

***

Dua kejadian yang saya temui hari ini, rasanya cukup untuk jadi pelajaran kepada kita semua. Bahwa sebagus apapun kalimat dakwah yang kita keluarkan, kita akan dimintai oleh Allah pertanggung jawaban. Allah meminta bukti, jika kita menyampaikan nasihat dan seruan kepada orang lain. Dan Allah akan meminta pertanggungjawaban, atas apa-apa yang telah kita katakan dan kita lakukan.

“Betapa besar kemurkaan Allah, bagi mereka yang menyampaikan tapi tidak melakukan…”

Maka, menurut saya berhati-hatilah atas setiap kalimat yang kita keluarkan. Baik melalui tulisan, ataupun melalui lisan. Karena kita tak tahu, apa yang Allah lakukan terhadap kita. Meminta bukti, atau mematikan kita, kemudian meminta tanggung jawab kita.

Wallahua’lam

Bagaimana pandangan anda?

Kamis, 01 Oktober 2009

Belajar dari Umar bin Abdul Aziz

Tadi malam, sekitar jam 02.20, saya menyimak televisi. Dan ternyata setelah gempa di Sumatera Barat, terjadi lagi gempa dengan kekuatan 7,0 SR di Jambi...


Sementara itu...

IBC: Gaji Anggota Dewa(n) Perwakilan Rakyat Rp 62.441.942. Itu belum termasuk Gaji ke tigabelas, uang legislasi, rapat, transport dan lain-lain. (Source: detiknews).


Lalu, adakah di antara mereka yang meniru prilaku Umar bin Abdul Aziz? Padahal kondisi rakyat saat ini sedang sangat memprihatinkan...

Kawan, untuk mengingat kembali sosok itu, marilah kita simak catatan singkat berikut.

***


Umar bin Abdul Aziz, selembar sejarah gemilang dunia Islam

Saat itu, Ummi Ashim menikah dengan Abdul Aziz bin Marwan. Abdul Aziz adalah Gubernur Mesir di era khalifah Abdul Malik bin Marwan (685 – 705 M) yang merupakan kakaknya. Abdul Mallik bin Marwan adalah seorang shaleh, ahli fiqh dan tafsir, serta raja yang baik terlepas dari permasalahan ummat yang diwarisi oleh ayahnya (Marwan bin Hakam) saat itu.

Dari perkawinan itu, lahirlah Umar bin Abdul Aziz. Beliau dilahirkan di Halawan, kampung yang terletak di Mesir, pada tahun 61 Hijrah. Umar kecil hidup dalam lingkungan istana dan mewah. Saat masih kecil Umar mendapat kecelakaan. Tanpa sengaja seekor kuda jantan menendangnya sehingga keningnya robek hingga tulang keningnya terlihat. Semua orang panik dan menangis, kecuali Abdul Aziz seketika tersentak dan tersenyum. Seraya mengobati luka Umar kecil, dia berujar,

Bergembiralah engkau wahai Ummi Ashim. Mimpi Umar bin Khattab insyaallah terwujud, dialah anak dari keturunan Umayyah yang akan memperbaiki bangsa ini.


Umar bin Abdul Aziz menuntut ilmu sejak beliau masih kecil. Beliau sentiasa berada di dalam majlis ilmu bersama-sama dengan orang-orang yang pakar di dalam bidang fikih dan juga ulama-ulama. Beliau telah menghafaz al-Quran sejak masih kecil. Merantau ke Madinah untuk menimba ilmu pengetahuan. Beliau telah berguru dengan beberapa tokoh terkemuka spt Imam Malik b. Anas, Urwah b. Zubair, Abdullah b. Jaafar, Yusuf b. Abdullah dan sebagainya. Kemudian beliau melanjutkan pelajaran dengan beberapa tokoh terkenal di Mesir.

Semasa Khalifah Walid bin Abdul Malik memerintah, beliau memegang jawatan gabernur Madinah/Hijaz dan berjaya mentadbir wilayah itu dengan baik. Ketika itu usianya lebih kurang 28 tahun. Pada zaman Sulaiman bin Abdul Malik memerintah, beliau dilantik menjadi menteri kanan dan penasihat utama khalifah. Pada masa itu usianya 33 tahun.


Umar bin Abdul Aziz mempersunting Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan sebagai istrinya. Fatimah binti Abdul Malik bin Marwan adalah putri dari khalifah Abdul Malik bin Marwan. Demikian juga, keempat saudaranya pun semua khalifah, yaitu Al Walid Sulaiman, Al Yazid, dan Hisyam. Ketika Fatimah dipinang untuk Umar bin Abdul Aziz, pada waktu itu Umar masih layaknya orang kebanyakan bukan sebagai calon pemangku jabatan khalifah.

Pengangkatan Umar bin Abdul Aziz sebagai Khalifah

Atas wasiat yang dikeluarkan oleh khalifah Sulaiman bin Abdul Malik, Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah pada usianya 37 tahun. Beliau dilantik menjadi Khalifah selepas kematian Sulaiman bin Abdul Malik tetapi beliau tidak suka kepada pelantikan tersebut. Lalu beliau memerintahkan supaya memanggil orang ramai untuk mendirikan sembahyang. Selepas itu orang ramai mula berpusu-pusu pergi ke masjid. Apabila mereka semua telah berkumpul, beliau bangun menyampaikan ucapan. Lantas beliau mengucapkan puji-pujian kepada Allah dan berselawat kepada Nabi s.a.w kemudian beliau berkata:

“Wahai sekalian umat manusia! Aku telah diuji untuk memegang tugas ini tanpa meminta pandangan daripada aku terlebih dahulu dan bukan juga permintaan daripada aku serta tidak dibincangkan bersama dengan umat Islam. Sekarang aku membatalkan baiah yang kamu berikan kepada aku dan pilihlah seorang Khalifah yang kamu reda”.

Tiba-tiba orang ramai serentak berkata:

“Kami telah memilih kamu wahai Amirul Mukminin dan kami juga reda kepada kamu. Oleh yang demikian perintahlah kami dengan kebaikan dan keberkatan”.

Lalu beliau berpesan kepada orang ramai supaya bertakwa, zuhud kepada kekayaan dunia dan mendorong mereka supaya cintakan akhirat kemudian beliau berkata pula kepada mereka: “Wahai sekalian umat manusia! Sesiapa yang taat kepada Allah, dia wajib ditaati dan sesiapa yang tidak taat kepada Allah, dia tidak wajib ditaati oleh sesiapapun. Wahai sekalian umat manusia! Taatlah kamu kepada aku selagi aku taat kepada Allah di dalam memimpin kamu dan sekiranya aku tidak taat kepada Allah, janganlah sesiapa mentaati aku”. Setelah itu beliau turun dari mimbar.

Umar rahimahullah pernah menghimpunkan sekumpulan ahli fekah dan ulama kemudian beliau berkata kepada mereka: “Aku menghimpunkan kamu semua untuk bertanya pendapat tentang perkara yang berkaitan dengan barangan yang diambil secara zalim yang masih berada bersama-sama dengan keluarga aku?” Lalu mereka menjawab: “Wahai Amirul Mukminin! perkara tersebut berlaku bukan pada masa pemerintahan kamu dan dosa kezaliman tersebut ditanggung oleh orang yang mencerobohnya.” Walau bagaimanapun Umar tidak puas hati dengan jawapan tersebut sebaliknya beliau menerima pendapat daripada kumpulan yang lain termasuk anak beliau sendiri Abdul Malik yang berkata kepada beliau: “Aku berpendapat bahawa ia hendaklah dikembalikan kepada pemilik asalnya selagi kamu mengetahuinya. Sekiranya kamu tidak mengembalikannya, kamu akan menanggung dosa bersama-sama dengan orang yang mengambilnya secara zalim.” Umar berpuas hati mendengar pendapat tersebut lalu beliau mengembalikan semula barangan yang diambil secara zalim kepada pemilik asalnya.

Sesudah Umar bin Abdul Aziz diangkat menjadi khalifah dan Amirul Mukminin, Umar langsung mengajukan pilihan kepada Fatimah, isteri tercinta.

Umar berkata kepadanya, “Isteriku sayang, aku harap engkau memilih satu di antar dua.”
Fatimah bertanya kepada suaminya, “Memilih apa, kakanda?”
Umar bin Abdul Azz menerangkan, “Memilih antara perhiasan emas berlian yang kau pakai dengan Umar bin Abdul Aziz yang mendampingimu.”
Kata Fatimah, “Demi Allah, Aku tidak memilih pendamping lebih mulia daripadamu, ya Amirul Mukminin. Inilah emas permata dan seluruh perhiasanku.”

Kemudian Khalifah Umar bin Abdul Aziz menerima semua perhiasan itu dan menyerahkannya ke Baitulmal, kas Negara kaum muslimin. Sementara Umar bin Abdul Aziz dan keluarganya makan makanan rakyat biasa, yaitu roti dan garam sedikit.


Setelah menjadi khalifah, beliau mengubah beberapa perkara yang lebih mirip kepada sistem feodal. Di antara perubahan awal yang dilakukannya ialah :

1) menghapuskan cacian terhadap Saidina Ali b Abu Thalib dan keluarganya yang disebut dalam khutbah-khutbah Jumaat dan digantikan dengan beberapa potongan ayat suci al-Quran
2) merampas kembali harta-harta yang disalahgunakan oleh keluarga Khalifah dan mengembalikannya ke Baitulmal
3) memecat pegawai-pegawai yang tidak cekap, menyalahgunakan kuasa dan pegawai yang tidak layak yang dilantik atas pengaruh keluarga Khalifah
4) menghapuskan pegawai pribadi bagi Khalifah sebagaimana yang diamalkan oleh Khalifah terdahulu. Ini membolehkan beliau bebas bergaul dengan rakyat jelata tanpa sekatan tidak seperti khalifah dahulu yang mempunyai pengawal peribadi dan askar-askar yang mengawal istana yang menyebabkan rakyat sukar berjumpa.

Selain daripada itu, beliau amat menitilberatkan tentang kebajikan rakyat miskin di mana beliau juga telah menaikkan gaji buruh sehingga ada yang menyamai gaji pegawai kerajaan.


Beliau juga amat menitikberatkan penghayatan agama di kalangan rakyatnya yang telah lalai dengan kemewahan dunia. Khalifah umar telah memerintahkan umatnya mendirikan solat secara berjammah dan masjid-masjid dijadikan tempat untuk mempelajari hukum Allah sebegaimana yang berlaku di zaman Rasulullah
SAW dan para Khulafa’ Ar-Rasyidin. Baginda turut mengarahkan Muhammad b Abu Bakar Al-Hazni di Mekah agar mengumpul dan menyusun hadith-hadith Raulullah SAW. Beliau juga meriwayatkan hadis dari sejumlah tabiin lain dan banyak pula ulama hadis yang meriwayatkan hadis daripada beliau.

Dalam bidang ilmu pula, beliau telah mengarahkan cendikawan Islam supaya menterjemahkan buku-buku kedoktoran dan pelbagai bidang ilmu dari bahasa Greek, Latin dan Siryani ke dalam bahasa Arab supaya senang dipelajari oleh umat Islam.

Dalam mengukuhkan lagi dakwah Islamiyah, beliau telah menghantar 10 orang pakar hukum Islam ke Afrika Utara serta menghantar beberapa orang pendakwah kepada raja-raja India, Turki dan Barbar di Afrika Utara untuk mengajak mereka kepada Islam. Di samping itu juga beliau telah menghapuskan bayaran Jizyah yang dikenakan ke atas orang yang bukan Islam dengan harapan ramai yang akan memeluk Islam.


Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan keadilannya telah menjadikan keadilan sebagai keutamaan pemerintahannya. Beliau ingin semua rakyat dilayani dengan adil tidak memandang keturunan dan pangkat supaya keadilan dapat berjalan dengan sempurna. Keadilan yang beliau perjuangan adalah menyamai keadilan di zaman kakeknya, Khalifah Umar Al-Khatab.


Pada masa pemerintahan beliau, kerajaan Umaiyyah semakin kuat tiada pemberontakan dalaman, kurang berlaku penyelewengan, rakyat mendapat layanan yang sewajarnya dan menjadi kaya-raya hinggakan Baitulmal penuh dengan harta zakat kerana tiada lagi orang yang mahu menerima zakat. Rakyat umumnya sudah kaya ataupun sekurang-kurangnya mau berdikari sendiri. Pada zaman pemerintahan Umar bin Abdul Aziz ra, pasukan kaum muslimin sudah mencapai pintu kota Paris di sebelah barat dan negeri Cina di sebelah timur. Pada waktu itu kekausaan pemerintahan di Portugal dan Spanyol berada di bawah kekuasaannya.


Sumber: kisah

***

Gambaran kebijaksanaan itu, sebenarnya adalah buah dari pemerintahan yang dibangun berdasarkan al Aquran dan Sunnah. Barokah yang hadir ke tengah-tengah ummat memberi kekuatan berupa kebijaksanaan pada para pemimpinnya, sejahtera, syukur dan sabar pada rakyatnya.

Sekali lagi, di saat kondisi seperti ini (gempa dan pelbagai masalah kemiskinan), adakah di antara anggota dewan itu yang berprilaku seperti Umar bin Abdul Aziz? Kita menunggu, apa yang dilakukan oleh anggota yang berasal dari Partai Islam. Bagaimana dengan partai-partai Islam di masa sebelumnya? Anda bisa menilai sendiri.

Ya Allah... karuniakanlah kepada kami para pemimpin yang Taqwa sebagaimana Abu Bakar dan Umar bin Khaththab, dianugerahi kebijakan laksana Umar bin Abdul Aziz, serta cita-cita dan keberanian sebagaimana Muhammad Al Fatih.



Rabu, 30 September 2009

Gempa lagi, sekadar Bencana ataukah Teguran?

Jakarta - Gempa 7,6 SR menghantam Sumatera Barat (Sumbar). Jalur telekomunikasi di wilayah itu dikhawatirkan ikut terpengaruh oleh gempa yang terasa hingga ke Malaysia tersebut.

Belum ada konfirmasi dari penyedia jasa telekomunikasi mengenai pengaruh gempa terhadap infrastruktur telekomunikasi, baik seluler maupun telepon tetap. Namun pengamatan di lapangan, yang dilakukan detikINET, Rabu (30/9/2009), menunjukkan gejala-gejala gangguan.

Sambungan telepon ke wilayah Padang, baik seluler maupun telepon tetap, sangat sulit hingga tidak bisa dilakukan. Kemungkinannya, selain terpengaruh gempa, terjadi kepadatan lalu-lintas telekomunikasi karena banyak pihak yang berusaha menggunakan jalur telekomunikasi.

Detikcom telah mencoba menghubungi lebih dari 15 nomor warga serta pejabat di Sumbar, termasuk Gubernur Sumbar Gamawan Fauzi. Namun sama sekali tidak ada respons. Yang terdengar cuma suara tut-tut-tut berurutan.

Dicky, warga asal Padang yang menetap di Jakarta, juga mengaku kesulitan mengontak keluarganya di Padang. "Belum bisa nyambung, sibuk semua," ujarnya.

Dalam keadaan bencana, atau kejadian besar lainnya, jalur telekomunikasi kerap mengalami gangguan akibat kepadatan trafik. Ini karena penduduk setempat, maupun masyarakat dari wilayah lain, berusaha untuk melakukan komunikasi.

Tujuan komunikasi itu bisa beragam, mulai dari mencari kabar lebih lanjut soal peristiwa yag terjadi hingga memastikan keselamatan sanak-saudara, kerabat dan kolega mereka di wilayah tersebut. ( wsh / wsh )


Sumber: Detik



Komentar:

Anggota DRR baru dilantik, 20 Oktober nanti presiden jg akan dilantik... Haiah untuk DPR: Gempa Sumatera Barat, apa ya hadiah untuk pelantikan Presiden? Kalau dulu sih, Tsunami... "Wahai Saudaraku... Semua bencana ini adalah teguran dari Allah, agar kita mencampakkan hukum-hukum Kufur dan menggantinya dengan Hukum Allah (Syariat Islam). Maka, nikmat Tuhanmu yang manakah yang kau dustakan?"

Menurut saya, ini antara bencana alam dan teguran dari Allah kepada kita semua. Bagaimana menurut pandangan anda?

Insya Allah doa kami selalu menyertai. Untuk korban Gempa, untuk para hamlud Dakwah dan untuk penguasa negeri ini

Selasa, 29 September 2009

Menolong tanpa Simbol


Beberapa minggu terakhir, adalah minggu-minggu yang sulit bagi kami. Karena salah satu anggota keluarga besar kami sedang terbujur sakit di rumah sakit. Anemia Aplastic (mudah-mudahan saya benar menyebutkannya), membuat HB (hemoglobin) pada darahnya turun drastis menjadi 1,1 . Padahal ukuran standart HB yang ada pada manusia antara 10 - 12 (sekali lagi saya lupa apa satuannya). Keberadaanya sebenarnya sudah memburuk, saat kami ketahui sumsum tulang-nya tidak dapat bekerja secara normal. Sehingga pendarahan tanpa kontrol sering terjadi. Oleh karenanya, kami secara sporadis meminta bantuan kepada kawan-kawan yang kami kenal untuk membantu donor darah golongan darah B (keluarga saya itu golongan darahnya B).

Setelah 22 hari di opname di RSUD Ulin, tranfusi darahnya sudah mencapai 48 kantung. Ini belum dijumlahkan dengan tranfusi darah selama 7 bulan terakhir, karena selama itu Aisyah (begitu kami memanggilnya) sudah masuk rumah sakit sebanyak 4 kali. Hanya 2 minggu waktu yang dimilikinya beristirahat di rumah dan bermain dengan anaknya, sisanya Rumah Sakitlah yang menjadi istananya.

Abdullah, sang suami hanya bisa menunjukkan air muka sekeras karang. Tegar. Karena belahan hatinya tak kunjung sembuh. Saya, sebagai bagian dari keluarga besar ini tak mungkin tinggal diam.
"Dolah, aku kada bisa bantu duit. Aku hanya bisa carikan donor untuk bini ikam...".
Dengan sisa-sisa tenaga yang dimilikinya ketika itu, dari bibirnya yang kering hanya terucap "ini gin, aku marasa sudah dibantu banar..."
Dia menyadari, ini adalah satu-satunya cara yang bisa dilakukan saat ini. Karena, untuk berharap kesembuhan total, Aisyah harus segera di operasi Sumsum Tulangnya di Jakarta atau Singapura. Sementara kondisi keuangan keluarga petani seperti kami tak memungkinkan untuk itu.

Saya sebenarnya merasa sangat beruntung, memiliki banyak kawan. Sebagian besar pendonor itu adalah rekan-rekan saya dari Hizbut Tahrir Kalsel, Gema Pembebasan IAIN, SUKMA, kemudian Radio Masa Fm, ada juga rekan-rekan dari KSR PMI Unlam. Beberapa nama di organisasi yang terakhir saya sebut, tidak pernah saya kenal. Tapi mereka mau membantu, tanpa pernah mempertimbangkan siapa saya, keluarga saya. Ini murni mereka lakukan karena kemanusiaan. Semoga Allah memberikan pahala yang besar kepada mereka. Amin.

Selama beberapa waktu berselang, kami mulai kehabisan stok pendonor. Beberapa di antaranya mudik lebaran. Dan ketika itu kami sangat kesulitan menemukan siapa yang bisa mengalirkan darah segarnya pada Aisyah. Kamipun menyebar sms ke beberapa kawan lain yang masih mungkin ada yang memiliki golongan darah yang sama. Walaupun hasilnya masih nihil.

Beruntung, waktu itu ada orang yang tak dikenal memberikan sumbangan darahnya. Kali ini jumlahnya cukup banyak. Senyum bahagia ditebarkan Abdullah, karena sehari sebelumnya pasien yang penyakitnya sama baru saja mendapatkan cobaan berat dari Allah. Anak yang telah dikandung selama 5 bulan harus dipanggil oleh Allah. Jasad bayi itu tak bisa dikeluarkan. Karena jika dilakukan operasi, akan terjadi pendarahan hebat pada sang ibu. Dan kemungkinan besar, jika darah tak tersedia, si ibupun bisa meninggal. Semakin kompleks saja, setelah beberapa hari, ternyata ada gangguan penglihatan yang terjadi pada ibu itu... Dalam kondisi seperti ini, memang berita kesedihan seperti ini sering terdengar di telinga Abdullah. Hanya kabar baik adanya pendonor untuk istrinyalah yang dapat membakar kabar negatif itu.


Allahuakbar...! Allahuakbar...! Allahuakbar...!

Allah memberikan pertolongan pada hambaNya dengan beragam cara. Abdullah, di kampung saya kenal sebagai pribadi yang bersahaja. Sebagai lulusan pesantren di Pamangkih, barabai, keshalehannya memang tak diragukan. Orangnya riang dan pandai menghibur di saat kondisi sedang kalut. Dan, tangannya tak pernah merasa berat, jika membantu orang lain. Tanpa pernah melihat, apakah simbol yang melekat pada orang lain. Keluargakah, rekan satu pengajiankah, atau orang yang tak dikenalkah? Dia tak pernah mempedulikan itu. Dan saat ini, tabungan energi yang dia simpan terbayarkan saat ini. Orang menolongnya, tanpa melihat simbol yang melekat padanya.

Abdullah bukan anggota Hizbut Tahrir, dia juga tidak pernah jadi Mahasiswa di IAIN apalagi masuk organisasi SUKMA, dia juga tak pernah kenal dengan sebutan Sahabat Masa Fm atau KSR PMI UNLAM. Meski kemudian dia menyesalkan, ternyata beberapa rekan seperguruan tak datang untuk membantu. Menjengukpun tidak.


***
Dua hari yang lalu, saya menerima salah satu forward sms dari seorang teman.
"salam. Mohon bantuan teman-teman yang memiliki golongan darah B, untuk mendonorkan darahnya malam ini. Keluarga ukht Ida (daritsah STKIP), sangat memerlukannya. Penyakit Anemia aplastic yang dideritanya membutuhkan darah dalam jumlah besar..."
Saya sempat terkejut. Kenapa ada sms bunyinya seperti itu. Ukht Ida, adalah adik saya... Tapi kemudian ada embel-embel Daaritsah STKIP. Sebutan Daaritsah itu bukan sekadar istilah untuk mahasiswa. Tapi itu istilah khas untuk peserta pengajian sebuah harokah Islam tertentu. Saya tidak mengerti, kenapa harus disebutkan Daaritsah segala. Bukankah tanpa tahu dia adalah anggota harokah tertentu, kitapun akan tetap membantu sebagai sesama muslim? Prasangka baik saya, ini hanya sebagai simbol pengenal saja.

Dulu, pernah ada beberapa kawan saya, dia anggota harokah tertentu. Ketika melangsungkan pernikahan tidak mendapatkan bantuan dari anggota lain. Seorang teman kemudian berkomentar: "beruntung ana adalah orang terkenal. kalau kada, mungkin mereka ada akan bantu...". Jadi, membantu hanya karena dia terkenal? Saya kurang tahu persis. Tapi sepertinya, kalau kita melihat pembebasan Manohara dan segala macam expose-nya membuat kenyataan ini tak terbantahkan. Manohara ditolong dan di expose habis-habisan, karena dia adalah selebritis yang menikah dengan Pangeran Kelantan. Sementara, yang tak terkenal? Sekiranya, saya tidak perlu menyebutkan siapa saja mereka. Tapi nasibnya sungguh mengenaskan.

***

Bagaimana pandangan anda?

Senin, 28 September 2009

Resesi Ekonomi: Apakah ini sudah berakhir?

Bagi kaum kapitalis, Resesi Hebat ini kurang lebih sudah berakhir, tetapi tingkat kapasitas-lebih di dalam industri dan konstruksi bersama-sama dengan tingkat hutang yang dimiliki oleh bisnis, pemerintah, dan rumahtangga berarti bahwa pemulihan ekonomi akan terhambat. Setiap negara kapitalis besar menemukan bahwa mereka memiliki kapasitas produksi 30% lebih besar daripada permintaan. Ini adalah tingkat kapasitas-lebih terbesar di dalam industri.


Bagi kaum kapitalis, Resesi Hebat ini kurang lebih sudah berakhir. Laju kemunduran ekonomi di negara-negara kapitalis besar di quarter kedua tahun ini telah melambat. Bahkan, di beberapa ekonomi besar seperti Jerman dan Prancis, output nasional sudah meningkat. Dan di beberapa ekonomi kecil seperti Australia dan Norwegia, ada peningkatan kecil.

Pada saat yang sama, ekonomi besar yang lebih kurang dewasa seperti India dan Indonesia terus tumbuh, sedangkan RRC juga mempertahankan pertumbuhan positif. Di negara-negara kapitalis Asia yang lebih kurang berkembang, yang memiliki kontribusi sekitar 10-15% output global, produksi industri meningkat pesat.

Kepercayaan diri bisnis telah meningkat – ini mungkin tidak mengindikasikan banyak pertumbuhan tetapi mereka mengindikasikan bahwa resesi ini sudah berakhir. Bursa-bursa saham di ekonomi-ekonomi besar telah mengalami peningkatan harga yang besar secara terus-menerus. Dari level yang terendah pada bulan Maret, harga-harga saham secara umum telah naik sebesar 50%, dipimpin oleh sektor finansial dan perbankan.

Pusat krisis yang memicu semua ini adalah pasar perumahan, terutama di Amerika, tetapi juga di Eropa dan negara-negara kapitalis lainnya. Harga rata-rata rumah di AS telah jatuh sebesar 30% dari puncaknya, dan kejatuhan yang serupa juga disaksikan di Inggris. Transaksi penjualan dan aplikasi kredit rumah telah jatuh lebih dari 75%. Tetapi beberapa bulan belakangan ini, tingkat penjualan telah stabil dan bahkan terdapat kenaikan harga di beberapa negara. Kita hampir mencapai dasar dari krisis perumahan ini, walaupun harga perumahan masih bisa jatuh lebih jauh karena meningkatnya tingkat pengangguran dan makin banyak orang yang tidak mampu melanjutkan pembayaran kredit perumahan mereka.

OECD (Organization for Economic Co-operation and Development) dan peramal ekonomi lainnya sekarang telah meningkatkan estimasi mereka untuk output nasional di negara-negara besar. Mereka sekarang memprediksikan GDP meningkat di AS dan Eropa pada quarter ketiga tahun 2009, dengan Inggris menyusul di belakang dan tak akan pulih hingga natal. Tetapi pemulihan ekonomi akan terjadi secara umum pada tahun 2010.

OECD sekarang meramalkan bahwa Resesi Hebat yang dimulai pada tahun 2008 telah mengakibatkan keanjlokan ekonomi sebesar 3,7% di tujuh negara kapitalis terbesar tahun ini. Pada tahun 2008, ekonomi anjlok sebesar 4%. Jadi resesi ini berarti bahwa tujuh ekonomi terbesar telah kehilangan 10% dari output nasional mereka dalam kurun waktu kurang dari 18 bulan. Tetapi ini bahkan lebih buruk jika kita memperhitungkan kehilangan potensi output yang seharusnya dicapai oleh ekonomi-ekonomi kapitalis ini, kira-kira 3% per tahun. Jadi output sebesar 15% telah hilang selamanya.

Juga yang mengejutkan, kita telah menyaksikan penurunan perdagangan dunia kira-kira sebesar 15% semenjak Resesi Hebat ini – seluruh dunia kapitalis telah terlibat. Tetapi sekarang tampaknya perdagangan ini akan pulih pada tahun 2010.

Mengenai sistem finansial global, IMF memperhitungkan kerugian total dari krisis kredit sebesar 4,1 trilyun dolar AS, atau 6,7% dari GDP dunia, yang hilang selamanya. IMF mengakui bahwa bank-bank AS telah menderita 60% dari total kerugian mereka, sedangkan bank-bank Eropa hanya mengakui sekitar 40%. Bank Sentral Eropa mengatakan bahwa bank-bank Eropa masih akan menghadapi kerugian sebesar 300 milyar dolar AS.

Pertanyaan yang utama sekarang adalah apakah bank-bank dan institusi-institusi finansial lainnya (asuransi, dana pensiun, dan hedge fund) telah mengumpulkan cukup kapital untuk menutupi kerugian masa depan (dengan asumsi bahwa institusi-institusi ini dapat juga meraih laba dari sekarang untuk membantu menstok kembali persediaan kapital).

Data yang terakhir menunjukkan bahwa secara global institusi-institusi finansial ini telah mengumpulkan kapital lebih sedikit dari kerugian mereka. Ini berarti bahwa, kecuali pemerintah siap untuk mem-bailout mereka kembali, bank-bank secara global tidak akan bisa mengembangkan kredit untuk waktu yang dekat dimana pada saat yang sama mereka mencoba meningkatkan persediaan dan kapital untuk memenuhi persyaratan kecukupan kapital. Ini adalah pukulan yang sesungguhnya terhadap pertumbuhan ekonomi global di masa depan.

Jadi perbankan tidak akan membantu pertumbuhan ekonomi untuk setidaknya dua tahun ke depan, kecuali kalau mereka bisa mengumpulkan cukup kapital dan ini berarti pembiayaan dari negara lagi, mungkin sebesar 200-500 milyar dolar AS, satu hal yang kurang mungkin terjadi.

Ini karena pemerintah negara-negara maju telah memberikan 11 trilyun dolar AS uang pembayar pajak, atau 1/5 dari output global, untuk membantu sektor finansial. Ini merupakan input uang pembayar pajak yang terbesar semenjak Perang Dunia Kedua.

Resesi Hebat ini telah merusak kapitalisme secara besar. Tetapi sekarang pemulihan ekonomi ada di depan – ada sinar di ujung terowongan, mungkin – untuk kapitalisme.

Tetapi bagi kelas pekerja, Resesi Hebat ini masih akan berlarut lebih panjang. Tingkat pengangguran meningkat tajam. Di AS, tingkat pengangguran telah mencapai 9,7%, paling tinggi selama 26 tahun terakhir dan ini diprediksikan untuk naik di atas 10% pada akhir tahun. Bila kita ikutsertakan semua orang yang menerima bantuan sosial, maka ada 15 juta rakyat Amerika yang sekarang sedang mencari kerja.

Sekitar 4,3% dari rumah-rumah di Amerika, atau 1 dari 25 rumah, sedang dalam proses penyitaan di quarter kedua tahun 2009, menurut Asosiasi Bank Kredit Perumahan bulan lalu. Ini adalah yang tertinggi selama 30 tahun terakhir. Dan hutang-hutang yang lewat batas waktu setidaknya 90 hari, titik waktu dimana proses penyitaan biasanya dimulai, meningkat hingga 7,97%, rekor tertinggi.

Kelas pekerja Amerika telah terpukul keras. Ada penurunan pendapatan riil rumahtangga sebesar US$2000 pada tahun 2008, penurunan pertahun terbesar dalam 40 tahun! Pendapatan riil rakyat Amerika sekarang kembali ke level dimana mereka berada 12 tahun yang lalu.

Begitulah kesenjangan pendapatan dan kekayaan di Amerika, dimana untuk 20% rumahtangga termiskin, penurunan pendapatan bahkan lebih parah. 25 tahun yang lalu, 20% keluarga terkaya meraup 45% dari semua pendapatan; pada tahun 2008, ini telah meningkat menjadi lebih dari 50%.

Beban membayar hutang mencapai rekor tertinggi – sekitar 18-19% dari pendapatan rata-rata. Menurut sebuah survei baru-baru ini oleh ACNielsen, rakyat Amerika adalah “termasuk orang yang paling tidak punya uang di dunia”, dengan 22% populasi tidak memiliki uang sisa sama sekali setelah membayar biaya hidup utama. Dari 42 negara kapitalis terbesar, rakyat Amerika menabung paling sedikit.

Malapetaka yang besar adalah hilangnya kekayaan yang terikat di harga rumah-rumah yang telah dibeli oleh rakyat Amerika dan di harga saham yang mereka miliki melalui dana pensiun mereka. Semenjak mulainya Resesi Hebat ini, kekayaan rumahtangga Amerika telah anjlok sebesar 20% dengan total 14 trilyun dolar AS; 5 trilyun dari harga rumah; 4 trilyun dari pasar saham dan 3 trilyun dari investasi lainnya.

Hal yang serupa terjadi di Inggris, dimana bank HBOS memperkirakan bahwa rata-rata 30,000 poundsterling per rumahtangga telah hilang karena Resesi Hebat ini; 442 milyar poundsterling dari jatuhnya harga rumah dan 393 milyar poundsterling dari jatuhnya harga saham. Ini adalah penurunan pertama semenjak 2001. Buruh Inggris telah mencoba untuk mengurangi hutang mereka dan terpaksa gagal-bayar kredit perumahan mereka. Walaupun demikian, kekayaan netto (setelah dikurangi hutang) jatuh 10% pada tahun 2008.

Jadi, pemulihan macam apa yang dapat kita harapkan sekarang dimana Resesi Ekonomi telah selesai? Para kapitalis yang optimis berharap bahwa pemulihan ini akan berbentuk V. Ini berarti mereka memprediksikan bahwa penurunan tajam dari output dan laba dunia akan diikuti oleh kebalikannya, peningkatan tajam. Kerugian-kerugian yang diderita selama Resesi Hebat ini akan terpulihkan secara cepat dan kapitalisme akan kembali berfungsi normal.

Ini adalah pemulihan “alami” di bawah kapitalisme, dan ini dialami, contohnya, setelah pemerosotan ekonomi 1974-75, dimana setelah itu diikuti oleh 5 tahun pertumbuhan ekonomi yang kuat sebelum kapitalisme jatuh di dalam kemerosotan yang lebih besar pada tahun 1980. Tetapi ini mungkin tidak akan terjadi kali ini.

Dalam pemulihan alami, resesi menurunkan biaya produksi dan menurunkan nilai kapital secara cukup untuk meningkatkan level keuntungan bagi kapitalis-kapitalis yang masih berdiri. Tingkat pengangguran menurunkan biaya tenaga kerja, dan kebangkrutan dan pengambilalihan mengurangi biaya kapital. Bisnis secara berangsur-angsur mulai meningkatkan produksi kembali, dan akhirnya mulai berinvestasi di kapital baru dan memperkerjakan kembali mereka-mereka yang ada di dalam “pasukan cadangan tenaga kerja”. Ini mendorong permintaan produk-produk investasi dan akhirnya para buruh mulai membeli barang-barang, dan pemulihan bergulir.

Tetapi kapasitas-lebih di dalam industri dan konstruksi sekarang ini sangat besar, dan hutang yang dimiliki oleh bisnis, pemerintah, dan rumahtangga, sangat tinggi, sehingga pemulihan macam ini mungkin akan terhambat. Setiap negara kapitalis besar menemukan bahwa mereka memiliki kapasitas produksi 30% lebih besar daripada permintaan. Ini adalah tingkat kapasitas-lebih terbesar di dalam industri. Produksi harus meningkat sebelum investasi dapat dipertimbangkan.

Pemulihan ekonomi ini bisa juga mengambil bentuk U: yang disebut pemulihan tanpa-lapangan-kerja seperti yang kita saksikan pada resesi 1991-92. Pada awal tahun 1990an, bisnis memperbaharui investasi perlahan-lahan dan tidak memperkerjakan buruh kembali selama beberapa tahun. Jadi pertumbuhan ekonomi berjalan lambat.

Pemulihan ekonomi bahkan bisa mengambil bentuk W. Akan ada dua keanjlokan. Beban kapasitas-lebih dan hutang akan terlalu besar untuk memungkinkan pemulihan pembelanjaan konsumen dan investasi, jadi pemulihan ekonomi akan bersifat sementara dan ekonomi-ekonomi kapitalis besar akan jatuh kembali ke resesi. Ini yang terjadi pada tahun 1980-82, dimana dua resesi harus terjadi sebelum kondisi pulih.

Bahkan lebih buruk, pemulihan ekonomi bisa mengambil bentuk L. Seperti di Jepang setelah runtuhnya boom kredit pada tahun 1989, ekonomi Jepang melempem selama satu dekade. Hutang-hutang besar telah menumpuk di bank-bank dan daripada menghapus hutang ini dan menyebabkan kebangkrutan-kebangkrutan besar dan krisis perbankan, pemerintah Jepang menggunakan uang pembayar pajak untuk menyelamatkan bank-bank tersebut dengan pinjaman dan jaminan. Bank-bank ini kemudian mendiamkan hutang-hutang mereka, tetapi tidak meminjamkan uang untuk investasi baru. Ini tampak serupa dengan kondisi sekarang.

Tetapi kemungkinan pemulihan ekonomi akan lebih seperti tanda akar kuadrat. Anjloknya output telah berakhir. Sekarang akan ada pertumbuhan, Tetapi pertumbuhan ini tidak akan mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai sebelum Resesi Hebat. Daripada 3-4% per tahun, output di ekonomi-ekonomi besar akan lebih mendekati 1-2% per tahun. Ini tidak akan cukup untuk memulihkan tingkat keuntungan ke level yang sebelumnya. Oleh karena itu sistem kapitalisme akan menghadapi resiko sebuah resesi yang baru di hari depan.

Diterjemahkan oleh Ted Sprague dari “The Great Recession: is it over?”, Michael Roberts, 17 September 2009

Source: marxist


Komentar:

Saya bukan pakar ekonomi. Tapi saya melihat, masalah ekonomi di negara yang berideologi kapitalisme menjadi sangat penting. Makanya kapitalisme juga sering disebut sebagai ekonomi politik. Topangan ekonomi yang kuat, membuat kapitalisme seperti syurga bagi setiap negara yang ingin maju.


Mengutip apa yang disampaikan padi dalam video klip "terluka", bahwa kapitalisme dengan keserakahannya akan hancur dengan sendirinya. Bukan oleh siapa-siapa. Tapi oleh dirinya sendiri. Betulkah begitu?


SBY Diprediksi Bakal Munculkan Kriteria Calon Menteri

Calon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) diprediksi bakal memunculkan sejumlah kriteria bagi para menteri yang akan duduk di kabinet periode 2009-2014.

"SBY akan memunculkan kriteria-kriteria menteri, sama seperti ketika beliau mau memilih cawapres menjelang pilpres dulu," ucap Wakil Ketua DPW PAN Sumatera Utara, Rafriandi Nasution kepada ANTARA di Medan, Senin.

Anggota Fraksi PAN DPRD Sumut itu, menilai SBY dipastikan akan mendapatkan semacam "rongrongan" dari 24 parpol pendukung SBY-Boediono terkait pemilihan para menteri.

Kebijakan memunculkan kriteria-kriteria ditujukan untuk menghindari "rongrongan" tersebut, sekaligus untuk menghindari kesan praktik "dagang sapi" dalam penyusunan kabinet.

Kriteria-kriteria itu kemudian juga akan dilempar ke publik agar masyarakat luas ikut menilai para calon menteri di kabinet SBY.

"SBY tentu harus melepaskan diri dari `jerat politik` 24 parpol pendukungnya dalam penyusunan kabinet. SBY kita perkirakan kembali akan memanfaatkan opini publik dalam menjaring para calon pembantunya dengan memunculkan kriteria-kriteria," katanya.

Setelah kriteria-kriteria itu dilempar ke masyarakat, SBY akan melihat variasi aspirasi publik serta dukungan terhadap figur calon menteri tertentu. Dukungan akan menjadi pertimbangan bagi SBY dalam memilih para menteri dalam "Kabinet Lanjutkan".

"Semakin kuat dukungan tentu akan bertambah besar peluang seseorang menjadi menteri, meski pada akhirnya semua itu tetap terpulang pada hak prerogatif SBY sebagai seorang presiden," ujarnya.

Rafriandi mengaku sangat berharap SBY dapat memilih para menteri yang tepat untuk mendukung program-program pemerintahan periode lima tahun mendatang, sebagaimana telah dijanjikan pada masa kampanye pilpres.

Ia juga berharap SBY tidak memakai figur yang diindikasikan terlibat persoalan hukum. "Mereka yang `berbau` hukum tolong jangan dilibatkan lagi di kabinet," cetusnya.

Tentang komposisi profesional dan politisi dalam kabinet mendatang, ia memperkirakan 60 berbanding 40. Namun demikian juga tidak tertutup kemungkinan ada figur profesional yang berasal dari parpol.

"Kita perkirakan kabinet mendatang akan lebih banyak diisi kalangan profesional, karena SBY tentu akan berupaya keras mewujudkan visi-misinya pada kampanye pilpres lalu," kata Rafriandi.

Sumber:

www.http://pemilu.antaranews.com/


Menakar Calon Menteri Kabinet SBY-Boediono
OLEH: ARIEF TURATNO

SELASA (1/9) di Gedung DPR RI diluncurkan buku biografi politik La Toff dengan judul “ The Next Cabinet SBY-Boediono”. Buku itu mengungkap 92 nama yang diprediksi bakal masuk dalam kabinet pimpinan SBY-Boediono. Dari jumlah tersebut, mereka akan mengisi sekitar 35 posisi kementerian yang kemungkinan bakal dibentuk pasangan SBY-Boediono. Pertanyaan dan persoalannya adalah apakah benar nama-nama yang dicantumkan dalam buku tersebut termasuk nama-nama yang handal dan profesional, serta dapat dipertanggungjawabkan, baik ditinjau dari latar belakang keilmuan maupun pengalamannya?

Bila kita lihat dan mencermati buku tersebut dengan lebih seksama, mungkin apa yang ditulis atau diungkap dalam buku tersebut sebagian prediksi itu benar. Namun, tentu saja tidak semuanya benar. Lebih dari itu penulis sepertinya terjebak dalam permainan dan retorika keadaan sekarang. Padahal, sebagaimana kita cermati sikap dan tindakan SBY selama ini seringkali sulit diduga. Buktinya, ketika orang gembar-gembor bahwa SBY akan mengambil pendampingnya---calon wakil Presiden---dari kalangan parpol. Ternyata dia malah mengambil Boediono untuk menjadi pendampingnya.

Hal yang tidak terduga lainnya adalah ketika Partai Demokrat berusaha mengajak PDIP masuk dalam koalisi, pasca Pilpres. Banyak rumor bahwa tindakan tersebut semata untuk menekan partai koalisi, terutama PKS agar tidak macam-macam dan menuntut lebih banyak dari porsi yang akan diberikan. Faktanya? Asumsi atau pun pendapat tersebut belum tentu benar. Karena SBY selalu menggunakan permainan perasaan dalam bermain politik. Sehingga semua asumsi yang muncul pun bisa saja keliru. Misalnya dalam kasus pendekatan Partai Demokrat kepada PDIP yang disebut-sebut untuk menekan partai koalisi. Pada saat yang bersamaan sumber lain mengungkapkan, bahwa kabarnya SBY tengah mendekati Ketua MPR, Hidayat Nur Wahid untuk melanjutkan jabatannya. Mana yang benar?

Tentu sulit mengatakannya, dan jawabannya pun bisa saja keduanya salah, atau sebaliknya keduanya bisa saja benar. Maka dalam buku biografi tadi, meskipun barangkali sebagian isinya benar. Namun belum tentu semua nama, atau sebagian besar nama yang muncul itu bakal menjadi menteri kabinet. Misalnya, meskipun Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Gamawan Fauzi muncul menjadi salah satu kandidat calon menteri. Namun, bila kita lihat keprofesionalitasnnya dia sangat jauh dibandingkan calon lainnya. Mungkin di Sumbar dia hebat, namun kalau sudah berbicara di tataran nasional, tentu Gamawan Fauzi bukan siapa-siapa. Memang benar dalam Pileg 9 April 2009 dan Pilpres 8 Juli 2009, perolehan suara Partai Demokrat dan pasangan SBY-Boediono di Sumbar cukup menonjol. Namun jika ditelisik lebih jauh, semua itu tidak semata karena peranan seorang Gamawan Fauzi. Namun karena sosok SBY yang menjadi ikon sentral di partai maupun dalam pasangan SBY-Boediono. Dan bukankah suara pasangan tersebut maupun Partai Demokrat di berbagai daerah merata semacam itu?

Persoalan lain yang nampaknya teledor dan entah disengaja atau tidak, penulis juga menempatkan nama menteri lama di posisi nomor satu. Lainnya hanya ditempatkan sebagai pendamping. Padahal, seperti kita kemukakan tadi, kebijakan dan pilihan SBY sangat tidak terduga. Dia bisa memilih siapa saja, dan tentu SBY tidak mau didikte oleh sekedar buku biografi. Kelemahan lain yang menonjol dari buku tersebut adalah kurangnya informasi dari si penulis. Bahwa pemerintah telah menerbitkan Undang-Undang (UU) Nomor 39 tahun 2008 tentang Kementerian Negara. Undang-Undang tersebut antara lain mengatur soal jumlah kementerian Negara dan atau Lembaga Negara. Dimana UU itu mengatakan, jumlah paling banyak Kementerian Negara dan atau Lembaga Negara adalah 34. Sementara dalam buku tersebut ditulis sekitar 35 pos Kementerian Negara. (*)

Sumber: Jakarta Press


Komentar:

Jelas sekali, Pemerintahan SBY-Boediono yang akan datang harus melindungi agenda politik jangka panjang. Entah itu terkait dengan kepentingan mereka, kepentingan partai politik anggota koalisi atau bahkan kepentingan pihak yang lebih kuat darinya. Jangan sampai, rakyatlah yang menjadi korban perang kepentingan. Karena rakyat memilih mereka, untuk kepentingan rakyat.

Beberapa waktu lalu, dalam sebuah diskusi, kawan-kawan saya berkomentar: "Kalau mau cepat terjadinya perubahan, ubahlah negara ini menjadi negara yang ideologis". Ya, menurut saya itu benar. Agar negeri ini bisa berubah pilihlah ideologi yang ada saat ini. Kapitalisme, Sosialisme atau Islam. Bagaimana menurut pandangan anda?



Minggu, 27 September 2009

Berdamai dengan Lelah

Oleh: Hendra Madjid


Di kampung ini, kampung Mandalawangi, aku menginap selama tiga malam. Rumah pak Dullah, adalah rumah pembelajaran yang indah saat aku berada di sini. Aku yang tinggal di kota dan menjadi aktivis pergerakan Islam merasa padatnya kegiatanku belum ada yang bisa menandingi. Tapi, selama 3 hari ini, aku merasakan rendah di hadapan pak Dullah.

Tugas Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang diberikan kampus kali ini benar-benar tak hanya tugas. Di pagi yang buta, nyenyak tidurku harus dipangkas. Karena Istri pak Dullah dan istri sudah menyiapkan dagangan Nasi Kuning, lauk Masak Habang, Lontong dan kuahnya. Pagi ini juga, selepas shalat subuh, Bu Fatma akan berjualan di kios kecil di tengah kampung.

"Dik... Wudhu dulu, di belakang kami sudah siapkan air. Kalau mau mandi, nanti setelah subuh di sungai..."

Aku yang sudah terbiasa bangun untuk shalat Tahajjud memang tak heran lagi dengan permintaan pak Dullah. Tapi, ini benar-benar pagi yang berat. Karena tadi malam, aku baru bisa tertidur sekitar jam 1. Ini baru jam 02.30. Lelah mungkin masih menjangkiti badan dan mataku. Enggan rasanya bangkit saat ini, karena biasanya aku baru terbangun sekitar jam 4 pagi. Namun badanku yang terasa sangat berat ini memang harus berkompromi dengan keadaan. Apa kata dunia, seorang mahasiswa yang mengajarkan banyak hal ke masyarakat malah memberi contoh yang kurang baik.

Shalat subuh, dilaksanakan di masjid yang tak jauh dari rumah. Kebetulan subuh ini adalah subuh jumat. Bacaan fasih imamnya panjang dan diselingi dengan sujud as-sajjadah. Nikmat betul. Dan kenikmatan ini terus berlanjut hingga sang fajar betul-betul menampakkan wajahnya. Aku, Riduan dan Syaiful langsung membanjiri tubuh kami dengan keringat, karena membantu mengangkut barang dagangan pak Dullah.

Selama pagi ini, kami berdiskusi dan mendengarkan pertanyaan masyarakat soal peningkatan produksi pertanian mereka. Bagaimana melakukan tumpang sari, memilih bibit unggulan dan memanfaatkan sisa-sisa hasil pertanian. Beberapa di antaranya ada juga yang bertanya soal kredit usaha tani. Rata-rata mereka bersemangat.

Selepas Zuhur, kami kembali ke rumah pak Dullah. Sembari berdiskusi kesana-kemari, Pak Dullah mengajak kami menuju kebunnya. Disana, kami tak hanya melihat bagaimana kebun ini tertata sangat rapi, tapi membantu pak Dullah memotong ranting jeruk yang sudah mati. Sebelum maghrib, kamipun pulang.

Riuan dan Syaiful begitu lahap makan. Mungkin karena kelahan yang terlalu mereka langsung tidur, setelah shalat isya. Aku, yang juga lelah belum bisa tidur. Anak pak Dullah minta diajarkan matematika, sementara di luar, suara benturan kampak serta kayu yang terbelah demikian berwarna bersama simfoni alam.

Sekitar jam 10, anak-anak pak Dullah sudah tertidur pulas. Aku keluar, menemani pak Dullah sambil menikmati sulutan asap tembakau bercampur nikotin.

"Kada uyuh Mang...?" bukaku setengah berteriak

"Kada... Insya Allah..." Blek..., nafasnya tidak teratur. Sebenarnya sudah sangat terdengar lelah.

Tapi sepertinya inilah hidup. Orang-orang seperti pak Abdullah, harus berusaha sekuat tenaga agar bisa menyekolahkan anak-anaknya. Usaha yang beliau lakukan selama 12 tahun berumah tangga telah membuahkan hasil. Tak banyak orang kampung sini yang berfikiran maju seperti beliau. Disaat orang-orang begitu bangga menjadi karyawan pabrik kayu yang besar di kampung ini, beliau malah berupaya untuk mengembangkan pertanian di sini. Saya ingat dengan wejangan beliau "perusahaan bisa bangkrut, tapi selama kita memiliki tanah untuk bertani, kita akan bisa terus hidup". Dengan pola hidup yang sangat sederhana, ditambah kerja keras bersama istri beliau, 5 petak tanah yang tidak terlalu luas menjadi aset berharga mereka untuk menyuekolahkan anak. Dan, memang benar. Setelah Perusahaan Daya Kanuragan Maju Corporation bangkrut, hanya petani cerdas seperti beliaulah yang bertahan.

Mataku semakin berat, dan layar ponselku yang kulihat berkunang telah menunjukkan, saatnyalah untuk tidur. jam 03.23, aku terbangun. Aku lihat secara seksama lingkungan sekitar. Dan di luar sana, aku sudah menyaksikan tumpukan kayu bakar yang siap jual. Subhanallah...

***

Tiga hari aku di sini, nampak aktivitas pak Abdullah dan (mungkin) warga-warga yang lain sangat monoton. Tapi entah mengapa, mereka menikmatinya. Dari Mulut pak Abdullah, tak terdengar sedikitpun keluhan. Yang dia lakukan adalah berkarya, bekerjakeras untuk kehidupan yang lebih baik.

Saat kami berpamitan untuk pulang, Pak Dullah yang relijius itupun memberi bekal yang sangat berharga. "Dik, Setiap kita berjuang untuk mendapatkan cita-cita kita. Jika kelelahan menghampiri, ingatlah bahwa Allah telah menyediakan tempat istirahat terbaik untuk kita. Tempat itu bernama Syurga."

***

Kawan, dalam perjuangan meninggikan Izzul Islam wal Muslimin, sudah lelahkah kita? Jika kita
benar-benar merasa kelelahan, dan lelah bisa kita ajak untuk diskusi. Maka sudah saatnyalah kita berbincang dengannya. Bincang soal perdamaian. Agar, lelah tak datang saat kita produktif. Agar lelah, hanya akan datang, saat kita benar-benar memerlukan waktu untuk istirahat. Karena kita, akan beristirahat di syurga. AMin



Komentar:

Ini adalah cerita fiktif, terinspirasi dari kisah nyata. Jikapun ada nama yang serupa, itu adalah ketidaksengajaan yang memang dibuat-buat. Jangan pernah merasa sendirian kawan, karena kami juga menggapai cita, sembari bertarung dengan kelelahan